13 PENGAMALAN RUTIN


بِسْــمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم


●PENGAMALAN RUTIN 1
لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُوَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
Dibaca sehari 100X
Keutamaannya :
○Mendapatkan pahala seperti memerdekakan 10 budak,
○Ditulis 100 kebaikan,
○Dihapus 100 keburukan,
○Terjaga dari godaan Syaitan.

●PENGAMALAN RUTIN 2.
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Dibaca 100X ,
Diampuni dosanya walaupun semisal buihnya lautan.

●PENGAMALAN RUTIN 3.
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَـظِيْمِ
  Kalimat yg disenangi Alloh, ringan diucapkan tapi berat timbangan amalnya di akhirat○.

●PENGAMALAN RUTIN. 4
لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْـبَرُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ
Diampuni dosanya walaupun semisal buihnya lautan ○

●PENGAMALAN RUTIN. 5.
اَسْـتَغْفِرُاللهَ الَّذِى لاَاِلَهَ اِلاَّهُوَالْحَيَّ الْقَيُّـوْمَ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ
○Diampuni dosanya walaupun lari dari perang fisabilillah.

●PENGAMALAN RUTIN. 6.
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِاْلاِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ رَسُوْلاً
○Wajib masuk surga bagi yang membacanya.

●PENGAMALAN RUTIN 7.
سُبْـحَانَكَ اللّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ اَشْـهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْـتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
○Dibaca ketika akan berdiri dari duduk, maka diampuni dosanya selama duduk.

●PENGAMALAN RUTIN 8.
رَبِّ اغْفِرْلِى وَتُبْ عَلَيَّ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ
Dibaca 100X ketika duduk○

●PENGAMALAN RUTIN 9
بِسْمِ اللهِ الَّذِى لاَيَضُرُّمَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِى اْلاَرْضِ وَلاَفِى السَّمَاءِ وَهُـوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ
○Dibaca 3X setiap pagi dan petang.

●PENGAMALAN RUTIN 10.
اَللّهُمَّ اَنْتَ رَبِّى لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ خَلَقْتَنِى وَاَنَاعَبْدُكَ وَاَنَاعَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَااسْتَطَعْتُ اَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّمَاصَنَعْتُ وَاَبُوْءُ اِلَيْكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَاَعْتَرِفُ بِذُنُوْبِى فَاغْفِرْلِى ذُنُوْبِى اِنَّهُ لاَيَغْفِرُالذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ
○Raja Istighfar, dibaca pagi (jika sepagian sampai sore mati,    maka wajib masuk surga, jika tdk di matikan maka waktu sore nya dosa2 nya di ampuni meskipun banyaknya sebuah lautan) dan  di baca petang (jika sesorean sampai pagi mati maka wajib masuk surga, jika tidak di matikan maka Pagi hari nya dosanya di ampuni meski sebanyak buih lautan) 
●PENGAMALAN RUTIN 11.
لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ الْعَلِيُّ الْحَلِيْمُ لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَـرِيْمِ
    Diwaktu susah Alloh akan melapangkan hatinya dan apabila hatinya senang agar tidak susah lagi.(akan di hindarkan dari kesusahan)

●PENGAMALAN RUTIN 12.
سُبْحَـانَ اللهِ،  X ١٠٠
اَلْحَمْدُ ِللهِ،  X ١٠٠
لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ،  X ١٠٠
اَللهُ اَكْـبَرُ،  X ١٠٠
Masing-masing dibaca 100X (pagi dan petang )
Keutamaannya :
○Tasbih sama dengan ibadah haji 100X,
○Tahmid sama dengan menyerahkan 100 kuda untuk fisabiilillah atau berperang membela agama Allah 100X perang,
○Tahlil sama dengan memerdekakan 100 budak,
○Takbir tidak ada yang membandingi pahalanya selain orang yang membaca kalimat tersebut sama banyaknya atau lebih.

●PENGAMALAN RUTIN 13.
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى عَافَانِى مِمَّاابْتَلاَكَ بِهِ وَفَضَّلَنِى عَلَى كَـثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيْلاً
○Ketika melihat seseorang yang mendapat cobaan dari Allah/musibah dan dibaca hasilnya cobaan tersebut tidak akan menimpa pada orang yang membacanya.

LENYAPNYA AL QUR'AN DAN HILANGNYA ILMU AGAMA






Kabar ini sangat memprihatinkan bagi kaum Muslimin, yaitu: Lenyapnya Al-Quran dan hilangnya ilmu agama pada akhir zaman. Berita menyedihkan ini bisa dikaji dalam Hadist Sunan Ibnu Majah Babul Dhahabil Quran wa Ilmi (26) Kitabul Fitan (36).
 
Para sahabatpun heran dan bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana ilmu bisa lenyap sedangkan kita selalu membaca Quran dan terus-menerus mengajarkannya kepada anak cucu secara turun-menurun sampai hari kiamat?”
Rasulullah menjawab: “Celaka engkau, bukankah Taurat dan Injil saat ini masih ada namun kaum mereka tidak mengamalkannya?
Demikianlah Rasulullah s.a.w. membandingkan hilangnya kitab-kitab suci Taurat, Injil dan Quran. Walaupun secara fisik Kitab wahyu Ilahi tersebut masih ada namun jarang sekali orang yang mau mengamalkannya. Meskipun ayat-ayat Quran masih dikumandangkan tapi nilai-nilai Qurani telah langka dan dianggap asing di muka bumi. 

Pada akhirnya, Islam benar-benar luntur sampai manusia tidak mengenal lagi syariat. Kelak ada satu masa para orang tua yang sudah uzur hanya mengenal kalimat “laa ilaaha illalloh” namun tidak tahu sama sekali apa itu shalat, apa itu puasa, apa itu zakat, dan apa itu haji. Islam tinggal nama dan simbol-simbolnya saja. Masjid-masjid menjadi Musium peninggalan kejayaan Islam dan pesantren-pesantren diubah menjadi obyek wisata sejarah.

Lenyapnya ilmu agama tidak lain karena generasi tua, para ulama, guru-guru agama telah wafat semua sementara generasi muda tidak ada yang berminat memperdalam ilmu Quran dan Hadist. Hilangnya agama berarti tertutupnya jalan ke Surga yang tertinggal hanya kebodohan, kesesatan dan kemaksiatan. Nauzubillahi min dhalik.

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا وَكِيعٌ قَالَ: حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ زِيَادِ بْنِ لَبِيدٍ، قَالَ: ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا، فَقَالَ: «ذَاكَ عِنْدَ أَوَانِ ذَهَابِ الْعِلْمِ» ، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَذْهَبُ الْعِلْمُ، وَنَحْنُ نَقْرَأُ الْقُرْآنَ، وَنُقْرِئُهُ أَبْنَاءَنَا، وَيُقْرِئُهُ أَبْنَاؤُنَا أَبْنَاءَهُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ: «ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ زِيَادُ إِنْ كُنْتُ لَأَرَاكَ مِنْ أَفْقَهِ رَجُلٍ بِالْمَدِينَةِ، أَوَلَيْسَ هَذِهِ الْيَهُودُ، وَالنَّصَارَى، يَقْرَءُونَ التَّوْرَاةَ، وَالْإِنْجِيلَ لَا يَعْمَلُونَ بِشَيْءٍ مِمَّا فِيهِمَا؟»
__________
[حكم الألباني] صحيح
… Nabi s.a.w. bercerita tentang masa hilangnya ilmu, aku (ziyad) bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana ilmu bisa hilang sedangkan kami terus membaca Al-Quran dan kami membacakannya pada anak-anak kami dan anak-anak kami mengajarkan pada anak-anak mereka dan keturunan-keturunan kami sampai hari kiamat. Nabi menjawab: “Celaka engkau Ziyad, bukankah aku tahu engkau laki-laki yang paling faham di kota Madinah ini. Bukankah Yahudi dan Nasrani saat ini masih membaca Taurat dan Injil, mereka tidak mengamalakan sedikitpun dari kedua kitab suci tersebut”.
[Hadist Sunan Ibnu Majah No.4048 Kitabul Fitan]

4049 – حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ، عَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” يَدْرُسُ الْإِسْلَامُ كَمَا يَدْرُسُ وَشْيُ الثَّوْبِ، حَتَّى لَا يُدْرَى مَا صِيَامٌ، وَلَا صَلَاةٌ، وَلَا نُسُكٌ، وَلَا صَدَقَةٌ، وَلَيُسْرَى عَلَى كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي لَيْلَةٍ، فَلَا يَبْقَى فِي الْأَرْضِ مِنْهُ آيَةٌ، وَتَبْقَى طَوَائِفُ مِنَ النَّاسِ الشَّيْخُ الْكَبِيرُ وَالْعَجُوزُ، يَقُولُونَ: أَدْرَكْنَا آبَاءَنَا عَلَى هَذِهِ الْكَلِمَةِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَنَحْنُ نَقُولُهَا ” فَقَالَ لَهُ صِلَةُ: مَا تُغْنِي عَنْهُمْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَهُمْ لَا يَدْرُونَ مَا صَلَاةٌ، وَلَا صِيَامٌ، وَلَا نُسُكٌ، وَلَا صَدَقَةٌ؟ فَأَعْرَضَ عَنْهُ حُذَيْفَةُ، ثُمَّ رَدَّهَا عَلَيْهِ ثَلَاثًا، كُلَّ ذَلِكَ يُعْرِضُ عَنْهُ حُذَيْفَةُ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْهِ فِي الثَّالِثَةِ، فَقَالَ: «يَا صِلَةُ، تُنْجِيهِمْ مِنَ
النَّارِ» ثَلَاثًا
__________
[حكم الألباني] صحيح
… Rasulullah s.a.w. bersabda: “Lunturnya Islam sebagaimana lunturnya warna pakaian, sehingga umat itdak mengenal lagi apa itu puasa, apa itu shalat, apa itu ibadah haji dan apa itu zakat. Dan lenyapnya Kitabillah azza wajalla dalam satu malam maka tidak ada tertinggal di bumi satu ayatpun. Dan tertinggal golongan manusia yang terdiri dari orang-orang tua renta laki-laki dan perempuan. Mereka berkata: “Orang tua kami mengajarkan kalimat ini : “Laa ilaaha illalloh”, dan kami sekarang mengucapkannya … al-hadist
[Hadist Sunan Ibnu Majah No.4049 Kitabul Fitan]

WAJIBNYA MENGAMBIL ILMU DENGAN CARA MANQUL, BERISNAD DAN MUTTASHIL

A. Pengertian Manqul

MANQUL itu bahasa arab berasal dari kata naqola (نقل).
Manqul secara harfiyah artinya yang dipindahkan, maksudnya adalah belajar mengaji Al Qur'an dan Al Hadits dengan cara berguru atau ilmu Qur'an dan Hadits yang dimiliki seseorang itu diperoleh melalui proses pemindahan ilmu dari guru kepada murid. Adapun sistem manqul ada beberapa macam cara, berikut adalah macam-macam sistem manqul, mulai dari derajat yang tertinggi:

1. Guru yang membaca, murid yang mendengarkan (السّماع من لفظ الشّيخ)
2. Murid yang membaca, Guru yang mendengarkan (العرض على اشّيخ)
3. Guru menyerahkan ilmunya / kitabnya kepada murid untuk menyampaikan (المناولة)
4. Guru mengirim surat yang berupa Qur'an dan Hadits kepada muridnya untuk disampaikan (المكا تبة)
5. Guru memberi haq / wewenang baik dengan ucapan atau tulisan kepada muridnya untuk menyampaikan ilmu guru tersebut (إجازة الرّواية)

Dalil yang mendasari pada pengambilan ilmu secara manqul adalah sebagaimana Firman Allah SWT:

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Bertanyalah kepada Ahli dzikir (Ahli ilmu), jika kamu tidak mengetahui”. (Qs. Al Anbiya: 7)

Rasulullah SAW bersabda,
تسمعون ويسمع منكم ويسمع ممن سمع مبكم
"Kamu mendengarkan dan akan didengar dari kamu dan orang yang telah mendengar dari kamu akan didengar pula". (HR. Abu Daud)

Begitu pentingnya dan wajibnya mengambil ilmu dari ahlinya (secara Manqul), Rasulullah menghukumi orang yang menyampaikan ilmu agama dengan pemikirannya sendiri.... meskipun yang disampaikan itu pengertiannya benar, maka Hukumnya SALAH...!!! bayangkan, Benarnya saja dihukumi SALAH.

من قال في كتاب الله عزّ وجلّ برأيه فٱصاب فقد ٱخطٱ
"Barang siapa yang mengucapkan (membaca atau menerangkan) kitab Allah yang Maha Mulia lagi Maha Agung dengan pendapatnya (tidak manqul) lantas benar, maka sungguh ia telah salah". (HR. Abu Daud)

Bahkan, orang yang memahami Ilmu agama dengan Ro'yu (pendapatnya), diancam masuk neraka, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

من قال في القرآن بغير علم فليتبوأ مقعده من النار
 “Barang siapa membaca Al Quran tanpa ilmu (tidak manqul) maka hendaklah menempati tempat duduknya di Neraka”  (HR. Tirmidzi)

B. Pengertian Musnad

MUSNAD artinya bersandar atau berguru, maksudnya ilmu yang diberikan itu melalui sanad/isnad (Sandaran guru) yang shohih. (Seorang guru menyampaikan ilmu dengan sandaran guru yang telah memanqulkan ilmu itu kepadanya, gurunya guru dari gurunya lagi dan seterusnya).
  • Abdullah bin Mubarak, Berkata:
   (الإسناد من الدّين ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء (رواه مسلم في المقدمة
"Isnad itu termasuk agama, dan seandainya tidak ada isnad maka orang akan berkata (urusan Agama) apa yang dia kehendaki (sesuka hatinya)".
  • Sufyan Atz-Tzauriy berkata:
الإسناد سلاح المؤمن ، إۤذا لم يكن معه سلاح فبٱيّ شيء يقاتل
(في قواعد التحديث من فنون مصطلح
"Isnad itu senjatanya orang iman, ketika tidak ada senjata bersamanya maka dengan apa dia berperang?".
  • Di dalam kitab هداية القاري للمو ضفي seorang penyair mengatakan:
من يأخذ العم عن شيخ مشافهة __ يكن عن الزّيغ والتّصحيف في حرم
ومن يكن آخذا للعلم من كتب __ فعلمة عند أهل العلم كا لعدم
"barang siapa mengambil ilmu dari seorang guru dengan cara musyafahah (manqul langsung) __ maka dia tercegah dari penyimpangan dan kesalahan.
dan barang siapa mengambil ilmu dari beberapa kitab (tidak berguru) __ maka ilmunya menurut ahli ilmu sebagaimana sesuatu yang tidak ada."

C. Pengertian Muttashil

MUTTASHIL artinya bersambung, maksudnya masing-masing Isnad/sanad punya guru yang terus bersambung sampai kepada Rasulullah SAW.
Jadi, Manqul-musnad-muttashil artinya mengkaji Qur'an atau hadits kepada seorang atau beberapa orang guru dan gurunya tersebut menerima Qur'an dan Hadits dari gurunya dan gurunya menerima dari gurunya lagi, sambung bersambung tanpa terputus sampai Rasulullah SAW, Cara inilah yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW, para Shahabat, para tabi'in dan para ulama sholihin.

Berikut contoh pentingnya pengambilan ilmu secara manqul, musnad dan muttashil yang diterapkan Rasulullah, Shahabat, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in dan Ulama-ulama terdahulu:
  • Ketika Allah menurunkan wahyu yang pertama kali (Surat Al 'Alaq), Malaikat Jibril membacakan lafal اِقْرَأْ maka Rasulullah SAW juga menirukan lafal إِقْرَٱْ. (Praktek manqul 1 dan 2)
  • Khalifah Umar bin Khatthab ketika mendengar suatu hadits dari seorang sahabat Rasulullah SAW, maka beliau memerintahkan terhadap Shahabat tersebut untuk mendatangkan saksi yang membenarkan dan memperkuat hadits tersebut.
  • Khalifah Ali bin Abi Thalib ketika mendengar sebuah hadits dari Shahabat Rasulullah SAW selain Abu Bakar As-Shidiq maka beliau mengambil sumpah kepada Shahabat tersebut bahwa dia benar-benar telah mendengar hadits itu dari Rasulullah SAW.
  • Shahabat Jabir bin Abdillah rela melakukan perjalanan selama satu bulan untuk menemui Abdullah bin Unais hanya untuk mendapatkan satu hadits saja. (Pentingnya ber-Isnad)
  • Imam Syafi'i memerlukan datang ke Madinah untuk menjumpai Imam Malik, untuk mengesahkan ilmunya (Kitab Karya Imam Malik (Muwatho')) yang telah dihafal sebelumnya dengan manqul langsung. beliau yang membaca kitab Muwatho' secara hafalan dan Imam Malik diam mendengarkannya.
  • Sufyan bin Uyainah pernah bercerita: pada suatu hari Imam Az-Zuhriy (perowi hadits) meriwayatkan sebuah hadits, maka aku bertanya kepadanya, "Ceritakan padaku dengan tanpa isnad....." Imam Az-Zuhriy menjawab, "Apakah engkau bisa naik loteng tanpa naik tangga?".
  • Abul 'Aliyah berkata, "Kami mendengar suatu riwayat hadits di kota Bashrah dari Sahabat Rasulullah SAW, maka kami tidak puas sehingga kami berkendaraan menuju kota Madinah kemudian kami mendenngarkannya langsung dari lisan mereka."
Di dalam pengajian LDII, penyampaian Al Qur'an dan Al Hadits secara Manqul-musnad-muttashil juga menggunakan dasar kitab-kitab tafsir dan syarah-syarah hadits sebagai rujukan yang juga sudah dimanqulkan. jadi, sama sekali tidak menafsirkan Al Qur'an dan menerangkan Al Hadits menurut Hawa nafsunya sendiri tetapi benar-benar berdasarkan rujukan dari kitab-kitab para ulamayang dapat dipertanggungjawabkan.

Kitab-kitab rujukan itu antara lain:
  • Al Qur'an, Kitab rujukannya: Tafsir Ibnu Katsir (Sebagai rujukan utama), kemudian Tafsir Ath Thobari, Tafsir Al Khozin, Tafsir Ibnu Abbas, Tafsir Jalalain, dll.
  • Shahih Bukhari, kitab rujukannya: Fathu al Bari, Irsyadu Al Sari, Al Kirmani,Umdatu Al Qori.
  • Shahih Muslim, kitab rujukannya: Syarah Al Nawawi.
  • Sunan Abu Dawud, Kitab rujukannya: 'Aunu al Ma'bud, Al Manhalu Al Adzbu Al Maurud, Badzu Al Majhud.
  • Sunan At tirmidzi, kitab rujukannya: Tuhfatu Al Ahwadzi, 'Aridlotu Al Ahwadi.
  • Sunan An Nasa'i, kitab rujukannya: Syarah Suyuti, Hasyiyatu Al-Sindi.
  • Sunan Ibnu Majjah, kitab rujukannya: Hasyiyatu Al Sindi, Mishbahu Al Zujajah, Kifayatu Al Hajati.
  • Muwattho, kitab rujukannya: Tanwiru Al Hawalik, Aujazul Masaalik, Al Zurqoni, Al Munaqo'.
Sedangkan mengkaji Qur'an atau Hadits tanpa Manqul-Musnad-Muttashil atau dengan Ro'yi (Pendapatnya sendiri), seperti membaca terjemahan Qur'an atau Hadits kemudian memahaminya sendiri tanpa bimbingan dari guru yang mempunyai isnad dan Muttashil DILARANG dalam agama dan diancam dimasukkan ke dalam Neraka, berarti hukumnya HARAM. berdasarkan sabda Rasulullah SAW:

"Takutlah kalian (meriwayatkan) hadits dariku kecuali apa-apa yang telah kalian ketahui, maka barang siapa yang berdusta atasku dengan sengaja maka hendaklah menempati tempat duduknya dari neraka, dan barang siapa mengucapkan (membaca dan menerangkan) Al Qur'an dengan Ro'yinya (tidak manqul) maka hendaklah menempati tempat duduknya dari neraka." (HR. Tirmidzi)



 Gambar. Contoh Isnad KH. Nurhasan Al Ubaidah dari Imam Tirmidzi


PROFILE GURU PONDOK PESANTREN BAITUL 'IZZAH (2017)

Nama     : H. Sugeng Margono
TTL       : Solo, 30 Maret 1956
Alamat  : Jl. Pari VII, Pabean - Indramayu

Nama     : Syaifuludin
TTL       : Purbalingga, 28 Mei 1985
Alamat  : Jl. By Pass Karangsinom - Indramayu


Nama     : Sholikhun
TTL       : Indramayu, 18 Desember 1975
Alamat  : Jl. By Pass Karangsinom - Indramayu




Nama     : Abdillah Faiz (Tofan)
TTL       : Indramayu, 12 Oktober 1983
Alamat  : Jl. By Pass Karangsinom - Indramayu

Nama     : Taufik Nur Amin
TTL       : Indramayu, 11 Juli 1990
Alamat  : Jl. By Pass Karangsinom - Indramayu

Nama     : Ella Ardila
TTL       : Indramayu, 2 Maret 1996
Alamat  : Mekarjati - Indramayu

ENAM KITAB HADITS UTAMA



Oleh : Heri Ruslan

Imam Az-Zahabi, mengatakan, kitab hadis yang ditulis Imam Bukhari merupakan kitab yang tinggi nilainya dan paling baik, setelah Alquran.
Di antara sederet kitab hadis yang ditulis para ulama sejak abad ke-2 Hijriah, para ulama lebih banyak merujuk pada enam kitab hadis utama atau Kutub As-Sittah. Keenam kitab hadis yang banyak digunakan para ulama dan umat Islam di seantero dunia itu adalah Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan at-Tirmizi, Sunan An-Nasai,  serta Sunan Ibnu Majah.

Sahih al-Bukhari
Kitab hadis ini disusun oleh Imam Bukhari. Sejatinya, nama lengkap kitab itu adalah Al-Jami Al-Musnad As-Sahih Al-Muktasar min Umur Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassallam wa Sunanihi.  Kitab hadis nomor satu ini terbilang unggul, karena hadis-hadis yang termuat di dalamnya bersambung sanadnya sampai kepada Rasulullah SAW.

‘’Sekalipun ada hadis yang sanadnya terputus atau tanpa sanad sekali, namun hadis itu hanya berupa pengulangan,’’ tulis Ensiklopedi Islam. Karena kualitas hadisnya yang teruji, Imam Az-Zahabi, mengatakan, kitab hadis yang ditulis Imam Bukhari merupakan kitab yang tinggi nilainya dan paling baik, setelah Alquran.

Dengan penuh ketekunan dan semangat yang sangat tinggi, Imam Bukhari menghabiskan umurnya untuk menulis Shahih Al-Bukhari. Ia sangat prihatin dengan banyaknya kitab hadis, pada zaman itu, yang mencampuradukan antara hadis sahih, hasan, dan dhaif – tanpa membedakan hadis yang diterima sebagai hujah (maqbul) dan hadis yang ditolak sebagai hujah (mardud).

Imam Bukhari makin giat mengumpulkan, menulis, dan membukukan hadis, karena pada waktu itu hadis palsu beredar makin meluas. Selama 15 tahun, Imam Bukhari berkelana dari satu negeri ke negeri lain untuk menemui para guru hadis dan meriwayatkannya dari mereka.
Dalam mencari kebenaran suatu hadis, Imam Bukhari akan menemui periwayatnya di mana pun berada, sehingga ia betul-betul yakin akan kebenarannya. Beliau pun sangat ketat dalam meriwayatkan sebuah hadis. ‘’Hadis yang diterimanya adalah hadis yang bersambung sanadnya sampai ke Rasulullah SAW.’’

Tak hanya itu. Ia juga memastikan bahwa hadis itu diriwayatkan oleh orang yang adil dan kuat ingatan serta hafalannya. Tak cukup hanya itu. Imam Bukhari juga akan selalu memastikan bahwa antara murid dan guru harus benar-benar bertemu. Contohnya, apabila  rangkaian sanadnya terdiri atas Rasulullah SAW – sahabat – tabiin –tabi at tabiin – A –B – Bukhari, maka beliau akan menemui B secara langsung dan memastikan bahwa B menerima hadis dan bertemu dengan A secara langsung.

Menurut Ibnu hajar Al-Asqalani, kitab hadis nomor wahid ini memuat sebanyak 7.397 hadis, termasuk yang ditulis ulang. Imam Bukhari menghafal sekitar  600 ribu  hadis. Ia menghafal hadis itu dari 90 ribu perawi. Hadis itu dibagi dalam bab-bab yang yang terdiri dari akidah, hukum, etika makan dan minum, akhlak, perbuatan baik dan tercela, tarik, serta sejarah hidup Nabi SAW.

Sahih Muslim
Menurut Imam Nawawi,  kitab Sahih Muslim memuat 7.275 hadis, termasuk yang ditulis ulang. Berbeda dengan Imam Bukahri, Imam Muslim hanya menghafal sekitar 300 ribu hadis atau separuh dari yang dikuasai Imam Bukhari. ‘’Jika tak ada pengulangan, maka jumlah hadis dalam kitab itu mencapai 4.000,’’ papar Ensiklopedi Islam.

Imam Muslim meyakni, semua hadis yang tercantum dalam kitab yang disusunnya itu adalah sahih, baik dari sisi sanad maupun matan. Seperti halnya Shahih Bukhari, kitab itu disusun dengan sistematika fikik dengan topiknya yang sama.

Sang Imam, tergerak untuk mengumpulkan,  menulis, dan membukukan hadis karena pada zaman itu ada upaya dari kaum zindik (kafir), para ahli kisah, dan sufi yang berupaya menipu umat dengan hadis yang mereka buat-buat sendiri. Tak heran, jika saat itu umat islam sulit untuk menilai mana hadis yang benar-benar dari Rasulullah SAW dan bukan.

Soal syarat penetapan hadis sahih, ada perbedaan antara Imam Bukhari dan Imam Muslim.  Shahih Muslim tak menerapkan syarat terlalu berat. Imam Muslim berpendapat antara murid (penerima hadis) dan guru (sumber hadis) tak harus bertemu, cukup kedua-duanya hidup pada zaman yang sama.

Sunan Abi Dawud
Kitab ini memuat 5.274 hadis, termasuk yang diulang.Sebanyak 4.800 hadis yang tercantum dalam kitab itu adalah hadis hukum. ‘’Di antara imam yang kitabnya masuk dalam Kutub as-Sittah,  Abu Dawud merupakan imam yang paling fakih,’’ papar Ensiklopedi Islam.

Karenanya, Sunan Abi Dawud  dikenal sebagai  kitah hadis hukum, para ulama hadis dan fikih mengakui bahwa seorang mujtahid cukup merujuk pada kitab hadis itu dan Alquran. Ternyata, Abu Dawud menerima hadis itu dari dua imam hadis terdahulu yakni Imam Bukhari dan Muslim. Berbeda dengan kedua kitab yang disusun kedua gurunya itu,  Sunan Abi Dawud mengandung hadis hasan dan dhaif.Kitab hadis tersebut juga banyak disyarah oleh ahli hadis sesudahnya.

Sunan At-Tirmizi
Kitab ini juga dikenal dengan nama Jami’ At-Tirmizi.  Karya Imam At-Tirmizi ini mengandung 3.959 hadis, terdiri dari yang sahih, hasan, dan dhaif. Bahkan, menurut Ibnu Qayyim al-Jaujiyah, di dalam kitab itu tercantum sebanyak 30 hadis palsu. Namun, pendapat itu dibantah oleh ahli hadis dari Mesir, Abu Syuhbah.

‘’Jika dalam kitab itu terdapat hadis palsu, pasti Imam At-Tirmizi pasti akan menjelaskannya,’’ tutur Syuhbah. Menurut dia,  At-Tirmizi selalu memberi komentar terhadap kualitas hadis yang dicantumkannya.

Sunan An-Nasa’i
Kitab ini juga dikenal dengan nama Sunan Al-Mujtaba. An-Nasa’I menyusun kitab itu setelah menyeleksi hadis-hadis yang tercantum dalam kitab yang juga ditulisnya berjudul As-Sunan Al-Kubra  yang masih mencampurkan antara hadis sahih, hasan, dan dhaif. Sunan An-Nasa’I  berisi 5.671 hadis, yang menurut Imam An-Nasa’I adalah hadis-hadis sahih.

Dalam kitab ini, hadis dhaif terbilang sedikit sekali. Sehingga, sebagian ulama ada yang meyakini kitab itu  lebih baik dari Sunan Abi Dawud dan Sunan At-Tirmizi. Tak heran jika, para ulama menjadikan kitab ini rujukan setalah Sahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim.

Sunan Ibnu Majah
Kitab ini berisi 4.341 hadis. Sebanyak 3.002 hadis di antaranya terdapat dalam Al-Kutan Al-Khasah  dan 1.339 hadis lainnya adalah hadis yang diriwaytkan Ibnu Majah. Awalnya, para ulama tak memasukan kitab hadis ini kedalam jajaran Kutub As-Sittah, karena di dalamnya masih bercampur antara hadis sahih, hasan dan dhaif. Ahli hadis pertama yang memasukan kitab ini ke dalam jajaran enam hadis utama adalah Al-Hafiz Abu Al-fadal Muhammad bin Tahir Al-Maqdisi (wafat 507 Hijiriah).

VISI DAN MISI



VISI DAN MISI YAYASAN


VISI
Terwujudnya lembaga sosial keagamaan yang terkemuka dan profesional melalui pemahaman nilai-nilai Islami secara utuh dan penanaman akhlaqul karimah yang membentuk karakter manusia menjadi profesional yang religius.


MISI
·       Menyelenggarakan Lembaga Pendidikan Islam melalui Pondok Pesantren yang berorientasi pada pengembangan potensi dasar intelektual, emosional  dan spiritual secara utuh dan dilaksanakan sejak dini guna membentuk pribadi muslim yang kuat, sehat cerdas dan bermoral, serta bermanfa’at (menjadi rahmat) bagi lingkungannya.
·       Memberikan pelayanan sosial keagamaan secara prima yang dikelola secara professional berbasis nilai dan budaya islami dalam bentuk pengkajian, bimbingan, pelatihan, konsultasi serta pelayanan sosial lainnya.
·       Menciptakan lingkungan yayasan yang kondusif sebagai pusat pengembangan masyarakat islam yang didukung fasilitas, ethos dan budaya kerja yang tinggi, serta hubungan yang harmonis (kekeluargaan)

STRUKTUR KEPENGURUSAN







SUSUNAN ORGANISASI YAYASAN

 Yayasan Baitul Izzah Karangsinom memiliki susunan Organisasi yang terdiri dari: Pembina, Pengurus, dan Pengawas.

1. Pembina             
    Ketua                   : Ust. Aris Setiawan
    Anggota                 : H. Solihin 
                                       Solikun 
2. Pengurus
    Ketua Yayasan     : Ruswa, S.Pd., M.Si.
    Sekretaris             : Drs. Bambang Mulyo Yudono
    Bendahara            : Johadi Sastro, SS.

    3. Pengawas
    Ketua                      : H. Herman
    Anggota                 : Rancas
                                       Ukar Suharja, SE.
 
Support : Creating Website | Ba'iz Template | Taufik Template
Copyright © 2017. BAITUL IZZAH - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger